Tuesday, August 21, 2007

Kekuatan Dongeng Ahmad Al-Habsyi

Diam-diam, da'i muda ini sukses mencuri hati pemirsa televisi. Berwajah ganteng, dengan suara lembut ia mengajak mendalami makna hubungan antarmanusia dan Sang Pencipta. Nasihatnya lembut meresap ....

Senyumnya menyejukkan. Ketika teladan Rasul dan sahabat ia alirkan, jamaah larut dalam keharuan, merasakan keindahan makna yang dikandung. Kata-katanya penuh diksi, lembut dan merdu. Ditambah wajah tampan, ceramahnya tersaji nyaman. Ia seperti menceritakan kisah yang selalu baru, karena belum pernah didengar sebelumnya. Kalau toh kisah lama, kisah itu tetap terasa "aktual".

Kekuatan penyampaian - sebut saja kekuatan mendongeng -memang menjadi nilai lebih ustaz kelahiran Palembang 1980 ini. Tak heran, dengan kefasihannya itu, banyak orang meramal, tak lama lagi sang ustaz bakal mengikuti jejak dai-dai terkenal sebelumnya, menuai nama besar di usia teramat muda.

Di usia 13, Ahmad Abubakar Al-Habsyi pernah ikut Lomba Pidato Tingkat Nasional 1993 (dibuka oleh mendiang Ibu Tien Soeharto di Istana Merdeka). Mewakili Tsanawiyah (SMP) Kota Palembang, ia bersaing dengan ratusan peserta dari Nusantara. Meski cuma masuk 10 besar, peserta termuda ini bangga, sudah bersalaman dengan Ibu Negara.

Pulang ke Palembang, ia termotivasi, "Jika seseorang memiliki ilmu, maka ilmu itu akan membuatnya mulia, apalagi itu berhubungan dengan agama." Anak kedua dari tujuh bersaudara ini lalu minta pada ayahnya, Abubakar Al-Habsyi, agar dimasukkan ke Pondok Pesantren Arriyah. "Saya ingin menguasai ilmu dakwah, Abuya (panggilan hormat ke ayah)," tegasnya.

Cerita selengkapnya ada di majalah Intisari edisi September 2007.

No comments: