Tuesday, November 6, 2007

Detektif Swasta Siap Disewa

Mata dan telinga para penyelidik profesional ini seolah ada di mana-mana. Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu. Bahkan bukan tidak mungkin, suatu saat mereka ada juga di dekat Anda!

Senin, awal Oktober 2007, pukul 12.40 WIB. Mobil Honda Jazz berwarna perak memasuki areal parkir sebuah mal di kawasan Senayan, Jakarta Pusat. Mobil berputar sebentar, sebelum akhirnya parkir di suatu sudut, di lantai bawah tanah. Pengemudinya, perempuan berusia awal 30-an, turun dari mobil. Ia langsung melangkah menuju pintu masuk mal, sambil menelepon.

Perempuan hitam manis itu, sebut saja namanya Mita, berjalan sedikit tergesa-gesa. Seolah tak menghiraukan sekelilingnya, ia terus menuju lantai dasar. Siang itu kebetulan suasana mal tidak seramai biasanya. Hanya tampak sejumlah pekerja kantoran menghabiskan waktu makan siang.

Sekitar sepuluh meter menjelang pintu masuk sebuah kafe waralaba ternama, seorang pria berperawakan tinggi, berwajah indo, menyambut Mita. Ricky, nama pria itu, sikapnya wajar, selayaknya teman yang biasa bertemu. Keduanya lalu melangkah masuk ke dalam kafe, disambut pelayan yang langsung menanyakan pesanan.

Namun tidak sampai satu menit terlibat pembicaraan, Mita dan Ricky tiba-tiba terlihat berdiri. Mita bergegas menuju meja kasir dan membatalkan pesanan, sambil tersenyum dan berulang kali meminta maaf. Seolah tak ingin berlama-lama di tempat itu, keduanya segera menuju mobil Mita. Ricky yang memegang kemudi.

Berkecepatan sedang, mobil meluncur meninggalkan Senayan menuju kawasan Slipi. Titik-titik kemacetan lalu lintas selepas jam makan siang, sempat membuat lajunya terhambat. Di tengah antrean kendaraan umum di sebuah perempatan lalu lintas, mobil masuk ke sebuah hotel bintang tiga. Berputar-putar sejenak di halaman samping, lalu parkir di sebuah sudut yang terlindung dari pandangan orang ramai.

Di hotel, keduanya check in memakai KTP dan kartu kredit milik Ricky. Selama transaksi di resepsionis, Mita terlihat berdiri menjauh sambil memperhatikan beberapa lukisan yang dipasang di dinding. Sejurus kemudian Ricky memberi isyarat, lalu keduanya menuju kamar melalui lift tanpa diantar room boy. Waktu menunjukkan pukul 13.20. (Selengkapnya, baca Intisari November 2007)

Artikel lain yang ada di edisi ini, antara lain:
  • Kekuatan Cinta Suciwati Munir
  • Catatan Harian Penakluk Himalaya
  • Dengkul Soak Lantaran Osteoartritis
  • Menghalau Virus Negativitas di Kantor
Ingin memperoleh Intisari? Hubungi Unit Layanan Jual di 021-5336263 (hunting), SMS: 0811908680, email: ulj@gramedia-majalah.com

1 comment:

Anonymous said...

bagus, kaya film basic insting